Tuesday, April 11, 2006

...the more life I lived...

Assalamualaikum dan sejahteralah ke atas kamu...

Hari Soma Paing Warigadian,
Siang ke 11 Mulud 1939,
Tahun Alip.

Hari ke 18, bulan kedua menjadi hamba kepada Hamba...
___________ooOoo___________

Darah Merah Nan Sebuku

Hari ini tanah gersang ini ditimpa hujan lagi.

Rahmat atau laknat, ntahlah, Sang Siluman Alami ini tidak pula tahu. Jika ia rahmat, maka tangis langit yang menimpa tanah ini mana mungkin bertukar menjadi aliran air yang berkarat. Jika ini laknat, mana mungkin tanah keras ini berubah menjadi selut-selut lembut yang bisa menyuburkan jerami kering yang terbaring.

Ntahlah.

Biar berapa banyak musim berselisih, masih gagal Sang Siluman Alami ini memahami tujuan disebalik titis air mata permaidani putih di bawah tapak sang mentari.
Terkadang kala, titi-titis itu bak jari mulus anak dara sunti yang mengurut keresahan makhluk yang bernama lelaki.

Terkadang kala pula, titis-titis itu bak duri mencakari kaki anak kecil yang menyusuri benteng-bentang padi.

Sakit sekali. Nikmat sekali. Aduh! Pening sekali.

"Aneh ya, bagaimana tanah gersang lagi usang itu tampak tiada beza dari sebuku darah merah dalam dada anak-anak adam?" bisik suara angin yang menemani titis tangis awan.

"Ya, cukup aneh," minda melayang Sang Siluman Alami.

"Tanah gersang dulunya subur kini gersang lagi usang," siulan desir titis tangis langit berlaga angin yang melintang lintasnya,"ntah bila warna hijau kan kembali bangkit dari kuburnya."

___________ooOoo___________

Darah Merah Nan Sebuku

Di balik urat berselirat,
dilindung darah darah yang tak penat bersilat,
ditanggung sang tulang empat kerat,
dipangku sang kudrat,
duduk sebuku darah berehat.

Tatkala ia,
memandang ke barat,
tampaklah kilat,
menoleh ke timur,
ternampak tapak sumur,
menjenguk ke utara,
terjengah bara,
menjeling ke selatan,
terhendap beban.

Ntah bila?
buku darah ini bertanya,
mati jalan yang tak tahu mana hala,
Mungkin,
jawab satu suara,
bila nesan menjadi saudara.

___________ooOoo___________

Glosari
Siluman = spirit

___________ooOoo___________
hadap irama cengkerik yang lain nanti,
jemari lacur ini akan menari lagi,
hadap irama cengkrik yang kian lewat ini,
jemari lacur ini ingin labuh di jeti mentari
___________ooOoo___________
THANK YOU
___________ooOoo___________

11 comments:

Anonymous said...

O, demon of great wit and wisdom....and arrogant too :p

SALAM MAULIDUR RASUL!

demonsinme said...

MISS MEEN:
The great wit and wisdom thing, I don't think I have them. But the arrogant thing, I can confirm you that part is a significant part of my existance.

SALAM MAULIDUR RASUL to you too.

Ingrid Dients said...

sweets -i use Firefox and your site is just not Firefox-friendly. The text are all huge and all over the place. Makes browsing hard. Can't switch back to IE - because it sux, just like the rest of Microsoft. Any plans of making your site IE AND Firefox-friendly soon?

demonsinme said...

LIL' ANGEL:
Not that I don't want to, but i just do not know how. Forgive me for the trouble that you have to endure just to read my unworthy blog.

anggerik merah said...

Been here...

demonsinme said...

LADY RED ORCHID:
I have been there too...
Thanks for coming.

Maya said...

as always..poignant n beautiful..

oh btw..happy very belated birthday ya!

thewailer said...

creative composition brother demonsinme...my literary mind is blasted away to smithren by your grand show of cunningness with words :D

demonsinme said...

MISS MAYA: Thanks but its wayyyyyy to belated.

MY AKH, MY FRIEND, MASTER WAILER:
Thank you my brother, but, compared to yours, I'm bu a grain to a mountain.

Najwa Aiman said...

lorrr... siluman tu spirit? aku mati2 dok ingat org halimunan invisible man....

tapi ni citer pasal insan kan? pasal destinasi yg satu?
betul? tak?

demonsinme said...

MASTER NAJWA:

Beh kurang gitu lah citernye