Monday, February 19, 2007

...and here we go again...

Assalamualaikum dan sejahteralah ke atas kamu...

Dinihari Senin (Soma) Paing-Menail,
Hari ke-30 Bulan Haram Perang,
Tahun Ehe.

Hari ke-3 tahun kedua menjadi hamba kepada hamba...

___________ooOoo___________
oo(O)oo

RINTIH...
(sahabat, suatu perkara yang kau perlu pelajari...)

___________ooOoo___________
oo(O)oo

bertelekuk di balik tabir,
bergetar mendengar syair,
dendang lunak yang memaku mata bertitis air,
menjatuhkan si kaya menjadi fakir,
hanya kerna semangkuk nasi berlauk pasir,
dibiarkan terlondeh persalinan Amir,
hingga ternampak sang sulit hanyir.

bersilat berkeris makrifat,
makrifat tertanda ibu maksiat,
bagai kera hilang keringat,
dibiar diri dipikat pisang nan sesikat,
menjadi pak sanggup dengan tengkuk terjerat,
dibuat dari emas bertingkat.

dibiar telanjang bayang yang suci,
demi senyuman hamba menteri,
agar dikapan si kain sari,
moga hidup tatkala mati.

- buatmu sahabat yang terlena dengan syair baiduri -

___________ooOoo___________
oo(O)oo

hadap irama cengkerik yang lain nanti,
jemari lacur ini kan menari lagi,
hadap irama cengkerik ini,
jemari lacur ini igin labuh di jeti mentari...

___________ooOoo___________
oo(O)oo
_______TERIMA KASIH_______
_______O_______

10 comments:

anggerik merah said...

Demon,

been here many times and went thru all that I missed. I am speechless and I don't know what to write honestly. Beautifully written and deep meaning.

demonsinme said...

Melady Red Orchid:

Thank you. Its not words of reply that I hope, but knowledge shared and knowledge gain.

I hope that all that I have written would only bring goodness to those who read them.

simah said...

ur mind wanders a lot.. thus it becomes a source of inspiration for me to mark u as the one being tagged...for the rules..pls let ur dewy eyes appear in my sight (blog)

i therefore take my leave :0)

thewailer said...

thanks for the advice in this piece brother demonsinme, the sahabat is lucky then :)

Gukita said...

Maksumnya tidak gagahnya kurang
Timbunan rimba perlu diusung
Belantara tegar diredah jerangkung
Keringat terhambur becak diharung
Pasrah diri takdir didukung

Disebalik onak dicelah duri
Berlian tenggelam hilang sepi
Sedang anjing gila asyik menari
Membaham menerpa apa yang terseri
Hilangkah sudah pertimbangan diri?

Di malap malam terkerdip bintang
Di hujung resah, lega mendatang
Disebalik sepi terkandung harapan
Duka nistapa hanyalah mainan
Nun disana akhir perjalanan

Anonymous said...

lord demon,
id be happy if u cld grace meblog with ur 'presence' once in awhile. but for tht, i'd need ur email :)

demonsinme said...

MASTER WAILER, MY AKH:

You are most welcome.

demonsinme said...

MY GOO de la Unc:

I am grace beyond words with your presence in my humble abode.

Bedebat tidak berpencak jauh,
bimbang pondok terbina roboh,
jerih sudah sapaan geruh,
ludah dugaan tega diseruh,
agar sampai dugaan tuannya guruh.

Perit betis pentas onak menari,
tak terselak berlian berseri,
tidak takutkan anjing bersalak ngeri,
mengejar belulang kaki puteri
mengimbang neraca pengukur diri.

Ditahan-tahan silau sang bintang,
digagah-gagah malang melintang,
dijaga-jaga hati yang walang,
disenyum-senyum uji yang datang,
melihat nisan terbaring melintang.

demonsinme said...

Melady with no 'H':

my email - afriendlikenoother@gmail.com

demonsinme said...

Melady Simah:

I will untagged me self in due time. Thank you.