Tuesday, February 06, 2007

...and I don't how much longer I would keep this inside me...

Assalamualaikum and peace be upon you...

Peri yang terjadi antara mentari pagi Saniscara Wage-Tambir hingga dinihari Soma Pon-Matal,
Pagi ke-16 Bulan Haram Perang 1428 tahun sejak mula Pindah Ulung,
Tahun Ehe.

Hari ke-5 bulan ke-12 menjadi hamba kepada hamba...

___________ooOoo___________
oo(O)oo

YANG TERSIRAT...
(the series of words kept for so long between the demon's rib bones ...)

___________ooOoo___________
oo(O)oo

Nama yang disohorkan oleh ayahku, yang menjadi inti patiku, umpamanya tak ubah bagai sejuta bintang berkerdip mengelilingi seribu purnama penuh yang menemani sepuluh mentari zuhur.

Anugerah bisa bersama nama ini, ialah nista yang dihampakan oleh tundun yang menongkat diri tatkala pungguk mula menyanyi.

Harta nama ini, ialah seketul jantung yang sentiasa berdegup kencang bila desir angin menyapa pipi bersama bisikan dedaun pohon pemayung, perumah madu dan juga pengukuh diri ini.

(Tuhan, jangan biarkan air mata ini menitis...)

Kebal nama ini, ialah pada dada mujahid-mujahid malam yang kekar dihari sebelum petang, menjadi papan batu tempat diri ini mengukir diri.

Lengkap nama ini, hanya dengan bunga kasturi yang sudi menemani diri tatkala jasad diri ini tidur di katil berhampar tujuh helai permaidani putih dan berselimutkan enam kaki tanah merah.

Namun, tatkala desir sang menjalar merah juga suara sergah dua malaikat marah, sunyi lidahku yang kelu akan menyendiri dari diri kerana harum sang kasturi yang tetap setia memayung dua tiang seri abadiku bakal merangkum anugerah, harta, kekebalan dan pelengkap nama diri ini dan menjadi ubat pada bisa ciuman anak neraka yang tadinya berdesir dan pedih sebat pasangan dedewa algojo.

(tolonglah Tuhan, aku tidak mahu menangis...)

Itulah dirimu yang diriku mimpikan setiap kali sang cengkerik menari sehingga lena dengan mata yang terbuka - Sang Kasturi Putih, peneman diri yang bakal dilupakan ini.

Namun, diri ini tak mampu menolak perkara yang tersentuh dengan jari...

Engkau sayangku, mawar berduri, bukan sang kasturi. Harumnya seakan, tapi tetap berbeda.

Bukan suratan yang dirancang, tika mana pada malam itu, satu dari ratusan malam mata ini merajuk dari tidur, ketemu diriku denganmu.

Tatkala itu, dari tutur tintamu yang dikau ketuk, terhidu diriku harum mirip kasturi, bentuk seakan melati membebaskan khayalan dari takhta mimpi.

Pada detik itu, hingga saat ini, hati diri ini hilang dari peti usang yang telah sekian lama mengekang dan menjadikan jasad ini walang.

Apapun, dari detik itu hingga ke detik ini, tidak pernah hati diriku ini membuka cincin kursani yang mengikatnya kepada hatimu mahupun terdetik mahu hijrah ke laman nurani yang lebih indah.

(Lord, I can’t stop these tears… at least give the strength to bare their slicing slide down my cheek)

Namun, setelah dua puleh empat kitaran purnama berlalu, cincin kursani yang asalnya memberiku kekuatan, kini menjadikanku lemah.

Madumu Sang Kasturi Putih, menjadi racun enak yang berlegar di tenggorokku.

Tidak lagi jasad hati ini mampu berdiri dalam penjara hujan yang membentengkan diri ini dari pasak kekebalan, kekayaan dan jati dirinya.

Cincin kursanimu Sang Kasturi Putihku, masih lagi di jari.

(Tuhan, dadaku berat dengan kesedihan...)

Akanku terus memakainya, Sang Kasturi Putih, hingga saatnya, Raja Alami kita melaksanakan titah yang tertulis di balik sejadah tempat mataku berludah.

Tika itu, cincin kursani ini masih terus dijariku.

Namun, di dedahan runcingmu, akan terbalut siraman hujan baiduri di kala berdiri akar kakimu di kuburan pahlawan – peneman sepadan dengan Sang Kasturi Putih harum lagi menawan.

- HABIS buat TIKA ini -

___________ooOoo___________
oo(O)oo

Antara Mawar dan Kasturi

Antara mawar dan kasturi,
harumnya tiada terperi,
menghilangkan resah di kuburan ini,
menambah indah suri.

Sang mawar berduri,
pemeluk tanah sang bestari berbudi.

Sang kasturi berseri,
peneduh kubur sang abdi.

Manakah kisah manakah peri,
layak Ali mawar diberi,
diturun takhta dari sisip telinga sang puteri,

Ingat kamu wahai Ali,
mawar telah mencemar duli,
jangan kau fikir mahu bebas berlari,
memercik lumpur durinya yang suci.

Mana lagu manakah nyanyi,
mahu Ali mawar jadi kasturi,
kerna sudah resam menjadi lelaki,
tengkuk dibalut rantai berduri.

Antara mawar dan kastari,
mana yang bias menyemah wangi,
bila tujuh tapak berlalu pergi,
dan ulat-ulat mula menyanyi?

(DEDICATED TO THE FATHER, THE SON, THE MOTHER, THE DAUGHTER, THE BROTHER, THE SISTER and those who would be bother)

___________ooOoo___________
oo(O)oo

hadap irama cengkerik yang lain nanti,
jemari lacur ini kan menari lagi,
hadap irama cengkerik ini,
jemari lacur ini igin labuh di jeti mentari...


___________ooOoo___________
oo(O)oo
_______THANK YOU_______
_______O_______

19 comments:

Anonymous said...

heya. i think your latest entry is beautiful... its just that my malay isnt that great =(

demonsinme said...

Me Bewitching Lady:

Thank you, but its not the entry that I seek advice on, its the content.

Count Byron said...

Kiasan yang begitu baik sekali.. bila sudah tidak wangi lagi.. bila sudah tua dan berkedut.. maka segala gahnya manusia akan hilang.. tinggallah dia sendirian menghadapi yang Esa.

Thanks you Deme my son

Count Byron said...

Deme.. betapa berat mata memandang.. berat lagi bahu memikul. Pakailah cincin itu kalau ia tidak membuatmu hilang pedoman, jika ia masih bisa memberimu ketenangan dan menghadapi segala dengan tabah.. segala yang datang dariNya akan kembali kpdNya akhirnya. Lafaz itu senang di ungkapkan.. tapi berat sekali memikul kesedihan yang melanda.

Smoga anakku tabah dan selalu mensyukuri nikmatNya yg tak berkurangan walau manusia cuba menghakis

thewailer said...

I hope everything goes well akhi demonsinme, I have to be honest, my intellect could never match your wizardry with words but then in this particular post, I do hope you'll feel better...

Anonymous said...

when i read this, i could feel your sadness. just hang on and pray to god that you'll get our this rough patch a better man. :)

demonsinme said...

Me Lord Abah de la Count:

Thank you. I'm still contemplating whether or not to continue wearing it.

demonsinme said...

My Akh, Master Wailer:

Thank you, you coming does makes me feel better.

demonsinme said...

Me Lady Miza

You truly have become a lady.

Kak Teh said...

demonsinme, so beautiful. i cld never pen that in a million years.

demonsinme said...

Madam KT:

Thank you.

But, it is not the words that I seek opinion on, it's the content.

Maya said...

ok jom..let's go for ice skating and teh tarik! :)

*cosmic freak* said...

I know I've responded a bit too late.

Jangan di tahan tangisan. Jika ditahan, anda sebenarnya menahan diri untuk menghadapi keadaan, menahan hati untuk meluahkan perasaan, menahan minda untuk memahami keadaan.

Sungguhpun kelak tangisan yang berderuan akan memeningkan kepala. Sekali kepala itu pening, kemudian semuanya akan jelas. Mengapa semua ini terjadi. Apakah harus dilakukan. Perlukah cincin itu dijari.

or maybe you can go for ice skating and teh tarik with your friend, that'll be much better. Only after the crying takes place that is.

demonsinme said...

MISS MAYA:

Teh Tarik anytime anywhere, ice skating? Don't think so lah, I'm a demon, demon can't skate.

demonsinme said...

Me Lady, Cosmic Traveller:

Hey whaddya know, I spelled it correctly this time.

Anyways, you are never too late neither too early, just timely.

Thanks for the thought. It Help a lot.

Najwa Aiman said...

nice! nice! antara yang terhebat! err... aku kena beli kamus nih....

demonsinme said...

MASTER NAJWA:

It is even nicer with your presence here.

Anonymous said...

Puisi yang mewakili kesedihan dengan keindahan sekaligus.
doel

demonsinme said...

Master Doel:

kesedihan dan keindahan adalah perkara yang menjadi asas kepada kehidupan setiap dari kita.