Monday, May 14, 2007

...and the music goes on and on...

Assalamualaikum dan sejahteralah ke atas kamu ...

Hari Senin Umanis-Soma Legi - Tolu,
Petang ke 14 Rabiul yang akhir,
Tahun Ehe, 1428 tahun perpindahan agung,

Kisah-kisah yang membawa ke hari 27, bulan ketiga menjadi hamba kepada hamba ...

___________ooOoo___________
oo(O)oo

... insan ...

___________ooOoo___________
oo(O)oo


Indahnya manusia, dia dijadikan Sang Pencipta dengan pilihan.

Indahnya manusia, dia dijadikan Sang Pencipta dengan fikiran.

Indahnya manusia, dia dijadikan Sang Pencipta dengan dua teman.

Namun, tanya Sang Siluman Raja pada dirinya di mana fakir diletak pada yang pilihan di antara kedua teman. Sang Nur dan Sang Nar, sama indah sama hodoh beza cuma waktu keindahan dan kehodahan itu terlihat.

Lahirnya Sang Siluman Raja ke dunia dengan kesunyian yang diselubungi kebingitan. Dari Utara membawa ke Selatan, langsung terus ke Timur menghala ke Barat. Bersilih nafas sang lautan dan juga sang daratan, hidup ini penuh kebisingan yang memeluk kesunyian.

Daripada mula cahaya menyinar ke rongga matanya, membawa ke waktu kini matanya semakin layu dengan perjalanan jasad, Sang Siluman Raja masih termangu-mangu menompang dagu merenung jauh mencari jawapan kepada persoalan yang jadi permainan ubun-ubun hina jalanan.

Indahnya manusia, dia dijadikan Sang Pencipta dengan pilihan. Namun mengapa yang dipilih tidak sunyi dari kesalahan?

Indahnya manusia, dia dijadikan Sang Pencipta dengan fikiran. Namun mengapa fikiran ini buntu dan beku malah semakin layu?

Indahnya manusia, dia dijadikan Sang Pencipta dengan dua teman. Namun mengapa diri ini tetap tenggelam dalam kesunyian?

Kamu khalifah kata Khadimul Ilm. Kamu khalifah kata Ummu Umm.

Tetapi tetap Sang Siluman Raja jalan bersepah terhoyong-hayang bagai sampah yang disumpah.

Darah kamu sama merah kata Khaliful Khuluq. Darah kamu sama merah kata Umarak Ulum. Tetapi tetap darah ini diludah menjadi semah kembar hitam sang insane.

Jadi di mana pilihan Sang Siluman Raja?

Seperkara yang dikurnia sangka, jangan meniti hidup berbeza dengan insan. Nanti kamu jadi tidak keruan, hilang haluan dan sesat panduan.

Itu kata mereka yang bergelar kawan.

Apa pun, Sang Siluman Raja keletihan dan kesurupan.

Mungkinkah terubat dengan kematian?


___________ooOoo___________
oo(O)oo

…Pantun Saudara, Peri Saudari…

Salam saudara menawan,
Tunduk saudari idaman,
Sakit tertusuk bayang begawan,
Menutup telinga Sang Rakan.

Pencak saudara berbelati,
Tari saudari Putri,
Sakit berlabuh di hati,
Ubatnya di jantung kemboja wangi.

Rehat saudara letih,
Berteman saudari putih,
Ku tunggu tak pernah jerih,
Dipakai baju sulaman benang yang putih.


___________ooOoo___________
oo(O)oo


hadap irama cengkrik yang lain nanti,
jemari lacur ini pasti menari lagi,
hadap irama cengkerik ini,
jemari lacur ini mahu labuh di jeti mentari.


___________ooOoo___________
oo(O)oo
_______TERIMA KASIH_______
_______O_______